Selasa, 31 Desember 2013

rumahku 3

"kesejahterakan jangan di ukur dari kemapan ekonomi, tapi seberapa jauh kita menerima materi yang kita miliki. kau harus mampu membedakan mana kebutuhan, mana keinginan dan lebih mengutamakan kebutuhan saja. dari dulu saya selalu bilang padamu, jadikanlah Ilmu sebagai kebutuhan utamamu. carilah seluas-luasnya, karna keluasan ilmulah yang mampu membuatmu bijak memahami apapun"

-Nasehat etta siang ini,

karna inilah yang selau membuatku takut kehilangan dirimu, karna inilah aku terkadang tak tertarik belajar pada yang lain. pada tokoh-tokoh barat atau timur, karna di rumah ini. aku memilikimu, ettaku, kekasihku dan guruku sepanjang masa. Dan aku yakin, Tuhan akan selalu akan memberi umur yang sangat panjang.

rumahku 2

masih seperti dulu, dinding rumah ini memang penuh coretan adik-adik sepupu dan keponakan yang ingin meluapkan keinginannya untuk menulis. tak apa menurut tante'ku yang satu ini. kan nanti bisa di cat lagi. tapi sejak dulu pula dia tidak pernah suka jika dinding atau bagian manapun dirumah ini di pasangi poster/stiker bahkan kalender caleg. dan beberapa bulan yang lalu, aku semakin heran ketika aku menempelkan stiker salah seorang ulama mazhab, dia pun kembali marah dan mencabutnya. dan baru kemarin aku mendapat jawaban darinya
"gambar, bisa mewakili keadaan sebuah rumah. jika yang ada coretan-coretan anak kecil artinya rumah ini menghargai ekspresi dan bakat setiap orang. tapi jika gambar para caleg ataupun tokoh2, itu artinya kita sudah menjadikan dia sebagai simbol kehidupan dirumah ini. ah bukankah etta selalu mengajarkan kita untuk tetap menghargai setiap perbedaan dan semua orang. jadi tidk boleh hanya seseorang yang mendominasi. bahkan lebih baik kita memasang foto etta saja di seluruh dinding rumah ini "
dan untuk sementara, aku merenung....terima kasih kekasihku yang telah mengajarkan banyak hal padaku... sekalipun terkadang keras, tapi saya sadar kekerasanmu itu bukan berarti menindas kami.

Rumahku 1


Rumah ini kembali ramai, dengan sepupu dan keponakan. Di luar pun mulai ramai dengan lalu lalang kendaraan dan suara terompet. Sekilas orang-orang akan mengira, kami sedang mengadakan acara menyambut pergantian tahun masehi. Tapi sebenarnya tidak ada acara apapun, yah karna di keluargaku memang tidak ada tradisi seperti itu. Sepupu perempuanku, dia duduk di bangku kelas 1 SMA. Kebanyakan remaja paling suka dengan acara ramai dan ngumpul dengan teman-teman. Tapi dia sedari tadi hanya sibuk, mendengarkan music dan memencet tombol Handphone nya. Aku bertanya kenapa dia tidak keluar seperti remaja lainnya.
Saya : kenapa tidak keluar ? justru kesini.
Dia : ah…malas
Saya : tidak ada yang ajak ?
Dia : banyak, ada yang mau jemput juga untuk pergi ke pantai
Saya : terus kenapa tidak ikut ? kan bagus kalo kumpul sama teman-teman.
Dia : bukankah kakak selalu bilang, jangan lakukan hal-hal yang tidak terlalu penting. Bagi saya acara itu tidak penting, tapi kalo kakak menyarankan saya untuk ikut. Artinya acara itu penting, lalu dimana letak pentingnya ?
Sejenak aku terdiam, dan tidak menjawab lagi. Pandangan lalu ke arahkan ke sepupu laki-lakiku. Dia duduk di bangku kelas 3 SMP. Dia juga asyik menonton film Anime di TV. Sedangkan yang kecil-kecil, usia 3, 4 dan 5 tahun itu sibuk bercerita satu sama lain yang saya sendiri tidak mengerti apa yang mereka bahas. Mungkin seperti itulah diskusi anak kecil, mulai dari bahas bola terus nyambung ke gula-gula, nyambung ke robot lagi bahkan sampai ke Sule. Tapi ada yang aneh menurutku, di luar sana anak-anak kecil mulai merengek meminta terompet atau marchendise tahun baru lainnya tapi mereka tak satupun yang merengek. Hanya minta di buat teh saja. Lalu saya sendiri asyik membaca status di facebook sampai ada status salah satu teman yang bertanya “apa makna tahun baru bagi anda ?”. kubaca dengan suara yang sedikit besar. Seketika itu juga KEKASIHKU menjawab “saat yang mengingatkan kalo kita harus ganti kelender”. Lalu saya balik bertanya “kenapa begitu ?”. dia pun berucap
“tahun baru itu mengingatkan kita untuk mengganti kelender Masehi. Itu saja, kalo orang lain bilang saatnya kita merenung dan intropeksi tahun sebelumnya. Itu salah, merenung dan intropeksi itu bukan dilakukan tiap pergantian tahun saja. Tapi tiap hari. Atau berpesta, hmmm pesta jangan dimaknai dengan berkumpul di tempat ramai, makan makanan enak, minuman enak. Pesta itu soal senang bersama. Dan malam ini, sekalipun hanya ada teh dan kue biasa tapi karna kita semua merasa senang artinya kita sudah berpesta”
Ujung loe, 31 desember 2013


kekasihku dan KEKASIHKU


Hujan lebat mengguyur kampungku siang ini, volume nya yang lebat membuat genangan-genangan mulai terbentuk. aku sedang asyik menonton TV sampai suara ribut antara KEKASIHKU dan kekasihku mulai terdengar. Mereka ribut soal saluran pembuangan air hujan yang buntu di samping rumah, sebenarnya tak begitu berbahaya, atau menyebabkan rumah kami kebanjiran tapi karna genangan air itu bisa merembes masuk ke gudang kecil tepat disamping rumah. Kulihat kekasihku tergesa-gesa mengambil tudung. aku mulai penasaran, apa yang akan mereka lakukan. Seketika aku beranjak keluar kearah mereka, kulihat kekasihku mulai memasang tudung di atas kepala KEKASIHKU. Hmmm…sepertinya KEKASIHKU, akan memperbaiki saluran pembuangan air hujan itu. Ini tidak bisa ku biarkan, dia baru saja sembuh dari operasi sebulan yang lalu. Dan akhirnya akulah yang memperbaiki saluran pembuangan air hujan itu. Hujan semakin deras, satu persatu kuangkat balok kayu yang menjadi penyangga. Mengorek-gorek sampah yang menghalangi. Seperti kebanyakan, beberapa binatang mulai berkeliaran. Tikus yang sedemikian besar, berlari sepertinya dia takut kehujanan. kecoa, lipan, cacing-cacing, dan semutlah satu-satunya yang mengganggu gerakanku. Tapi aku tetap semangat dua orang kekasihnya sedang semangatnya memberi aba-aba padaku. Bahkan para tetangga tersenyum melihat kami.
30 menit berlalu, semuanya kembali normal. Saluran tak lagi buntu, balok-balok kayu kembali kuletakkan ditempat semula. Yah hanya tubuhku saja yang lumayan sangat kotor. Kekasihku datang membawa sehelai sarung untukku, lalu KEKASIHKU memintaku untuk mandi secepatnya dan makan siang bersama. Saat makan siang, aku mengeluh soal kotoran tadi yang memenuhi tubuhku, dan seketika itu juga KEKASIHKU berucap
“daun, plastic, tanah, dan semua yang tadinya memenuhi tubhmu itu bukan kotoran. Karna mereka bisa dihilangkan dengan singkat. Mereka hanyaah benda-benda mati yang tidak bisa memilih mau kemana mereka akan pergi. Mereka tidak bisa memilih untuk tidak membuat tubuhmu tanpa bercak seperti biasanya. Karna Kotoran yang sebenarnya itu adalah apa yang tidak bisa dihilangkan dalam waktu singkat. Itulah sikap iri dan dengki. Mencemooh benda mati yang menempel di badanmu, itulah sebenarnya kotoran yang sesungguhnya. Mencemooh mereka karna dengki. Lanjutkan makanmu nak !”
Terima kasih Etta dan Ennang, yang telah menadi kekasihku.

Ujung Loe, Desember 2013